Kegiatan yang
berbau dengan
adat yaitu sebuah ritual pasti tidak akan bisa dipisahkan dalam kehidupan kita.
Adat istiadat khusunya di kita itu sangat dipegang teguh prinsipnya hingga
sekarang ini. Apalagi bagi Anda yang merupakan suku jawa pasti sangat erat
dengan berbagai acara adat istiadat.
Berbagai macam ritual
ada dalam tradisi dalam artikel budaya jawa ini. Contohnya
saja ada yang namanya mitoni. Rangkaian upacara mitoni ini dimaksudkan sebagai
perkembangan dalam kehidupan kita.Pasti kalau Anda termasuk dalam suku jawa
dari mulai Anda masih didalam perut ibu Anda sudah mengalami berbagai macam
ritual jawa. Contohnya saja selamatan 7 bulanan. Tapi hikmah yang kita ambil
dari kegiatan ritual adat ini sangatlah bagus yaitu agar ibu maupun jabang bayi
yang nantinya kan lahir tesebut selalu diselimuti dengan keselamatan.
Upacara atau prosesi
adat yang berlangsung dalam kebudayaan di dalam artikel budaya jawa juga bukan
sebatas pelestarian budaya saja. Akan tetapi juga mengandung makna yang sangat
baik bagi kehidupan kita ini.
Adat istiadat dalam
artikel budaya jawa itu berkembangnya mulai dari bagian tengahnya juga dengan
bagian dari timur jawa. Dengan begitu perlu kerukunan dan keberssaman yang
tinggi dari mereka agar kelestarian budaya dapat selalu terjaga sampai generasi
anak ccu mereka pada masa yang akan datang.
Pandangan hidup orang jawa
Sudut pandang pemikiran
orng jawa atas kelangdsungan hidupnya berdasarkan kenyataan yang ada.
Perjalanan hidup yang mereka telah laui merea jadikan pengalaman agar hidup
mereka menjadi lebih baik lagi daripada yang sebelumnya
Dalam beradaptasi
dilingkungan kebanyakanorang berpendapat bahwa orang jawa itu memiliki sifat
yang ramah tamah. Sehingga banyak orang yang segan dengan mereka.
Di dalam artikel
budaya jawa juga memuat berbagai macam ritual yang ada di jawa
Ini adalah langkah awal
ritual dimana saat bayi masih ada di dalam kandungan ibunya:
1. Satu bulan, pada saat umur hamilnya masih atau baru satu
bulan biasnya diadakan acara mebagi-bagikan makanan yang bernama jenang
putihdisertai pembacaan doa
2. Dua bulan,pada usia kehamilan yang memasuki 2 bulan
biasanya membagi-bagikan
- jenang sumsum. Jenang berwarna putih yang dimakan bersama air gula,
- jenang boro-boro. Kalau jenang ini jenang bekatul yang dimakan bersama gula pasir ditambah dengan kelapa parut),
- jenang abang putih, dan sekul janganan. Maksudnya ialah nasi putih yang ditambahkan dengan urap, sayur-sayuran diolah dengan cara direbus ditambah dengna telur tak lupa juga dilengkapi dengan sambal
- lalu disertai jajanan pasar, seperti umbi-umbiandan berbagai macam jenis kerupuk
3. Tiga bulan
Pada masa 3 bulan
biasanya diberi makanan sekul punar ponthang
Makanan Sekul punar
ponthang mungkin asing ditelinga Anda padahal isinya itu nasi kuning dilengkapi
lauk pauk seperti daging, tempe tahu, telor. Penyajian makanan tersebut ditakir
dan dihias denagn janur.
4. Empat bulan,
Pada selamatan usia 4
bulan biasanya makanan yang disajikan itu adalah kupat gudeg dan tumpeng
janganan.
5. Lima bulan,
Pada usia 5 bulan
biasanya menyajikan tumpeng yang dibagikan ke-para tetangga dalam rangka
meminta doa akan lahirnya jabang bayi tersebut.
6. Enam bulan,
Pada usia kandungan 6
bulan biasanya acara selamatan disajikan makanan berupa tumpeng janganan, tak
hanya itu juga adad apem conthong yaitu apem atau surabi yang unuiknya makanan
ini dibungkus daun pisang yang dibentuk kerucut.
7. Tujuh bulan,
Pada usia kandungan
sudah mencapai 7 bulan diadakan acara selamatan. Acara ini disajikan tujuh buah
tumpung jagagnan sebagai lambing 7 bulan usia kandungan. Saat selametan tujuh
bulanan ini juga agdalagi acara ritual yang dikenal dengan upacara tingkeban,
harus diselenggarakan pada tanggal yang ganjil, jangan lewat dari tanggal
berikut 15 (3, 5, 7, 9, 11,13,15), dilaksanakan pada pukul 11 siang yang harinya
bisa hari rabu ataupun hari sabtu.
Proses memandikan juga
ada. Sang calon ibu dimandikan dengan air yang telah diambil dari tujuh sumber
yang berbeda dan juga ditambahkan bunga agar wangi. Bunga yang dipakai biasanya
bunga melati dan juga bunga mawar . Syarat yang memandikannya ialah para wanita
usia lanjut yang pastinya sudah mengerti akan perjalanan hidup. Manfaatnya agar
dapat petuah dari mereka yang sudah berpengalaman.
Ritual selanjutnya itu
ialah upacara brojolan yang dipimpin oleh sesepuh wanita. Upacara brojolan ini
prosesinya adalah melakukan berturut-turut meluncurkan cengkir gading di depan
perut calon ibu. Lalu setelah itu cengkir gading tersebut digambari dengan
wajah Dewi Sri dan Sadana atau Arjuna dan Sumbadra. Lalu langkah selanjutnya ,
ambil kain untuk menutupi cengkir ganding tersebuit lalu berikan kepada mertua.
Proses memandikan siudah
selesai, kini saatnya calon ibu itu merias penampilannya. Namun dilarang
menggunakan aksesoris anting. Prosesi mandi telah selesai dilanjut dengan acara
numpeng. Nah pada prosesi ini orang tua yaitu bapak dan calon ibu melakukan
potong tumpeng, ujung tumpeng itu diberikan suami kepada sang istri. Lalu sang
istri memberikan lele goring dan burung kepodang goring kepada sang suami .
8. Delapan bulan,
Pada usia kandungan
mencapai delapan bulan acara ritual selamatan terdapat bulus angrem. Bulus
angrem ini sebagai makan penyu yang sedang mengerami telurnya.
9. Sembilan bulan,
Pada usia kandungan
sembilan bulan disajikan makanan yaitu jenang procot. Makanan jenang yang
dimakan dengan tepung beras lalu ditambah santan dan gula merah, tak lupa
dilengakapi dengan pisang raja utuh.
Upacara
Tradisi ritual upacara
yang ada di dalam artikel budaya jawa diantaranya:
1. Upacara mitoi atau
tingkeban. Ritual yang dilakukan saat usia kandungan tujuh bulan.
2. Upacara kelahiran.
Dalam ritual upacara ini prosesinya dilakukan setelah bayi lahir 7 hari.
Prosesnya biasnya mencukur rambut bayi lalu memberikan nama kepada bayi ang
baru lahir tersebut.
3. Upacara sunatan.Kalau
ritual upacara ini hanya khusus bagianak laki-laki yang dikhitan.
4. Upacara perkawinan.
Ritual ini dimana 2 orang menyatukan cintanya agar abadi dan dianugerahi anak.
5. Upacara kematian.
Ritual ini dilakukan saat ada anggotakeluarga yang menghembuskan nafas
terakhir. Prosesinya mulai dari memandikan mayat , mengkafani mayat,
mensholatkan mayat, sampai dengan acara puncak yaitu menguburkan mayat.
Artikel budaya jawa juga memberikan informasi Ritual Lainnya :
- Tedhak sinten
Upacara ini prosesinya
yaitu dimana bayi pertama kali menginjakan kakinya kae tanah.
Langkah awal prosesinya,
orang tua harus membantu denganmenuntun sang anak untuk berjalan diatas cobekan
yang didalamnya berisi sesaji makanan sejenis dodol dibuat dari bahan beras
ketan berwarna putih dan merah serta beras kuning. Sesudah itu barulah sang
anak turun ke tanah dibibing oleh orangtuanya. Lalu ibu dan sang anak masuk
kedalam kurungan anak, didalam kurungan tersebut tersedia berbagai mainan yang
bisa dipilih oleh sang anak.
- Ada lagi ritual dari artikel budaya jawa Yogyakarta yang waktu penyelenggraannya di bulan sapar sesuai kalender hijriah yaitu upacara adat saparan bekakak. Upacara Saparan bekakak ini diselenggarakannya pada hari jumat tepatnya setelah pulang jumatan
- Lalu ada lagi ritual artikel budaya jawa yang bernama tahlilan.Tahlilan yang sering ada di lingkungan masyarakat yang beragama islam memang sudah banyak ditemukan apalagi saat mendoakan yang telah meninggal.
Kata tahlil itu sendiri
berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan, makananya yaitu membaca kalimah
la ilaha illallah. Dalam masyarakat dalam artikel budaya jawa kalimat tahlil
tersebut selalu diucapkan pada berbagai kesempatan acara apa pun. Baik sat
dirumah, di mesjid, di mushola, maupun saat di lapangan.
Semoga artikel
budaya jawa ini menambah wawasan bagi Anda dan pengetahuan Anda dalam
mengenal lebih kebudayaan bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar