Minggu, 11 Januari 2015

mitoni


Mitoni, Ritual Penuh Doa

Kegiatan yang berbau dengan adat yaitu sebuah ritual pasti tidak akan bisa dipisahkan dalam kehidupan kita. Adat istiadat khusunya di kita itu sangat dipegang teguh prinsipnya hingga sekarang ini. Apalagi bagi Anda yang merupakan suku jawa pasti sangat erat dengan berbagai acara adat istiadat.
Berbagai macam ritual ada dalam tradisi dalam artikel budaya jawa ini. Contohnya saja ada yang namanya mitoni. Rangkaian upacara mitoni ini dimaksudkan sebagai perkembangan dalam kehidupan kita.Pasti kalau Anda termasuk dalam suku jawa dari mulai Anda masih didalam perut ibu Anda sudah mengalami berbagai macam ritual jawa. Contohnya saja selamatan 7 bulanan. Tapi hikmah yang kita ambil dari kegiatan ritual adat ini sangatlah bagus yaitu agar ibu maupun jabang bayi yang nantinya kan lahir tesebut selalu diselimuti dengan keselamatan.
Upacara atau prosesi adat yang berlangsung dalam kebudayaan di dalam artikel budaya jawa juga bukan sebatas pelestarian budaya saja. Akan tetapi juga mengandung makna yang sangat baik bagi kehidupan kita ini.
Adat istiadat dalam artikel budaya jawa itu berkembangnya mulai dari bagian tengahnya juga dengan bagian dari timur jawa. Dengan begitu perlu kerukunan dan keberssaman yang tinggi dari mereka agar kelestarian budaya dapat selalu terjaga sampai generasi anak ccu mereka pada masa yang akan datang.
Pandangan hidup orang jawa
Sudut pandang pemikiran orng jawa atas kelangdsungan hidupnya berdasarkan kenyataan yang ada. Perjalanan hidup yang mereka telah laui merea jadikan pengalaman agar hidup mereka menjadi lebih baik lagi daripada yang sebelumnya
Dalam beradaptasi dilingkungan kebanyakanorang berpendapat bahwa orang jawa itu memiliki sifat yang ramah tamah. Sehingga banyak orang yang segan dengan mereka.
Di dalam artikel budaya jawa juga memuat berbagai macam ritual yang ada di jawa
Ini adalah langkah awal ritual dimana saat bayi masih ada di dalam kandungan ibunya:
1. Satu bulan, pada saat umur hamilnya masih atau baru satu bulan biasnya diadakan acara mebagi-bagikan makanan yang bernama jenang putihdisertai pembacaan doa
2. Dua bulan,pada usia kehamilan yang memasuki 2 bulan biasanya membagi-bagikan
  • jenang sumsum. Jenang berwarna putih yang dimakan bersama air gula,
  • jenang boro-boro. Kalau jenang ini jenang bekatul yang dimakan bersama gula pasir ditambah dengan kelapa parut),
  • jenang abang putih, dan sekul janganan. Maksudnya ialah nasi putih yang ditambahkan dengan urap, sayur-sayuran diolah dengan cara direbus ditambah dengna telur tak lupa juga dilengkapi dengan sambal
  • lalu disertai jajanan pasar, seperti umbi-umbiandan berbagai macam jenis kerupuk
3. Tiga bulan
Pada masa 3 bulan biasanya diberi makanan sekul punar ponthang
Makanan Sekul punar ponthang mungkin asing ditelinga Anda padahal isinya itu nasi kuning dilengkapi lauk pauk seperti daging, tempe tahu, telor. Penyajian makanan tersebut ditakir dan dihias denagn janur.
4. Empat bulan,
Pada selamatan usia 4 bulan biasanya makanan yang disajikan itu adalah kupat gudeg dan tumpeng janganan.
5. Lima bulan,
Pada usia 5 bulan biasanya menyajikan tumpeng yang dibagikan ke-para tetangga dalam rangka meminta doa akan lahirnya jabang bayi tersebut.
6. Enam bulan,
Pada usia kandungan 6 bulan biasanya acara selamatan disajikan makanan berupa tumpeng janganan, tak hanya itu juga adad apem conthong yaitu apem atau surabi yang unuiknya makanan ini dibungkus daun pisang yang dibentuk kerucut.
7. Tujuh bulan,
Pada usia kandungan sudah mencapai 7 bulan diadakan acara selamatan. Acara ini disajikan tujuh buah tumpung jagagnan sebagai lambing 7 bulan usia kandungan. Saat selametan tujuh bulanan ini juga agdalagi acara ritual yang dikenal dengan upacara tingkeban, harus diselenggarakan pada tanggal yang ganjil, jangan lewat dari tanggal berikut 15 (3, 5, 7, 9, 11,13,15), dilaksanakan pada pukul 11 siang yang harinya bisa hari rabu ataupun hari sabtu.
Proses memandikan juga ada. Sang calon ibu dimandikan dengan air yang telah diambil dari tujuh sumber yang berbeda dan juga ditambahkan bunga agar wangi. Bunga yang dipakai biasanya bunga melati dan juga bunga mawar . Syarat yang memandikannya ialah para wanita usia lanjut yang pastinya sudah mengerti akan perjalanan hidup. Manfaatnya agar dapat petuah dari mereka yang sudah berpengalaman.
Ritual selanjutnya itu ialah upacara brojolan yang dipimpin oleh sesepuh wanita. Upacara brojolan ini prosesinya adalah melakukan berturut-turut meluncurkan cengkir gading di depan perut calon ibu. Lalu setelah itu cengkir gading tersebut digambari dengan wajah Dewi Sri dan Sadana atau Arjuna dan Sumbadra. Lalu langkah selanjutnya , ambil kain untuk menutupi cengkir ganding tersebuit lalu berikan kepada mertua.
Proses memandikan siudah selesai, kini saatnya calon ibu itu merias penampilannya. Namun dilarang menggunakan aksesoris anting. Prosesi mandi telah selesai dilanjut dengan acara numpeng. Nah pada prosesi ini orang tua yaitu bapak dan calon ibu melakukan potong tumpeng, ujung tumpeng itu diberikan suami kepada sang istri. Lalu sang istri memberikan lele goring dan burung kepodang goring kepada sang suami .
8. Delapan bulan,
Pada usia kandungan mencapai delapan bulan acara ritual selamatan terdapat bulus angrem. Bulus angrem ini sebagai makan penyu yang sedang mengerami telurnya.
9. Sembilan bulan,
Pada usia kandungan sembilan bulan disajikan makanan yaitu jenang procot. Makanan jenang yang dimakan dengan tepung beras lalu ditambah santan dan gula merah, tak lupa dilengakapi dengan pisang raja utuh.
Upacara
Tradisi ritual upacara yang ada di dalam artikel budaya jawa diantaranya:
1. Upacara mitoi atau tingkeban. Ritual yang dilakukan saat usia kandungan tujuh bulan.
2. Upacara kelahiran. Dalam ritual upacara ini prosesinya dilakukan setelah bayi lahir 7 hari. Prosesnya biasnya mencukur rambut bayi lalu memberikan nama kepada bayi ang baru lahir tersebut.
3. Upacara sunatan.Kalau ritual upacara ini hanya khusus bagianak laki-laki yang dikhitan.
4. Upacara perkawinan. Ritual ini dimana 2 orang menyatukan cintanya agar abadi dan dianugerahi anak.
5. Upacara kematian. Ritual ini dilakukan saat ada anggotakeluarga yang menghembuskan nafas terakhir. Prosesinya mulai dari memandikan mayat , mengkafani mayat, mensholatkan mayat, sampai dengan acara puncak yaitu menguburkan mayat.
Artikel budaya jawa juga memberikan informasi Ritual Lainnya :
  • Tedhak sinten
Upacara ini prosesinya yaitu dimana bayi pertama kali menginjakan kakinya kae tanah.
Langkah awal prosesinya, orang tua harus membantu denganmenuntun sang anak untuk berjalan diatas cobekan yang didalamnya berisi sesaji makanan sejenis dodol dibuat dari bahan beras ketan berwarna putih dan merah serta beras kuning. Sesudah itu barulah sang anak turun ke tanah dibibing oleh orangtuanya. Lalu ibu dan sang anak masuk kedalam kurungan anak, didalam kurungan tersebut tersedia berbagai mainan yang bisa dipilih oleh sang anak.
  • Ada lagi ritual dari artikel budaya jawa Yogyakarta yang waktu penyelenggraannya di bulan sapar sesuai kalender hijriah yaitu upacara adat saparan bekakak. Upacara Saparan bekakak ini diselenggarakannya pada hari jumat tepatnya setelah pulang jumatan
  • Lalu ada lagi ritual artikel budaya jawa yang bernama tahlilan.Tahlilan yang sering ada di lingkungan masyarakat yang beragama islam memang sudah banyak ditemukan apalagi saat mendoakan yang telah meninggal.
Kata tahlil itu sendiri berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan, makananya yaitu membaca kalimah la ilaha illallah. Dalam masyarakat dalam artikel budaya jawa kalimat tahlil tersebut selalu diucapkan pada berbagai kesempatan acara apa pun. Baik sat dirumah, di mesjid, di mushola, maupun saat di lapangan.
Semoga artikel budaya jawa ini menambah wawasan bagi Anda dan pengetahuan Anda dalam mengenal lebih kebudayaan bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar