Rabu, 13 Januari 2016

MKI Resume 1 bab dari buku Psycholinguistics


Resume BAB 9
Buku PSYCHOLINGUISTICS

9. BAHASA, PEMIKIRAN DAN BUDAYA

Pikiran, Bahasa, dan Budaya

Pikiran merupakan akal atau daya ingat yang dimiliki manusia untuk mereflek segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Pikiran yang disampaikan dengan menggunakan medium bahasa. Semakin baik kompetensi pikiran seseorang, maka semiki baik pula bahasa yang diujarkannya.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi manusia. Selain bahasa juga merupakan simbol peradaban suatu bangsa. Setiap bahasa memiliki ciri khas yang tidak terdapat pada bahasa lain. Sehingga kematian sebuah bahasa mengakibatkan hilangnya sebuah kebudayaan. Kurangnya tindakan pikiran seseorang, menyebakan bahasa yang diujarkan juga akan tidak baik atau kurang.
Kurangnya pemikiran dan nalar yang kurang menyebabkan ujarannya juga kurang logis sehingga juga menghasilkan suatu sikap yang tidak logis. Ini akan berdampak terhadap kebudayaan suatu kelompk masyarakat. Sebagai contoh kecil, jika kita memperhatikan orang yang pikirannya yang tidak waras, bahasa-bahasa yang diujarkannya juga logis dan cenderung tidak tersusun dengan baik, dan itu juga akan berdampak pada tingkah lakunya dalam bergaul atau bersikap dalam lingkup kehidupannya. Sebaliknya, jika kita memperhatikan orang yang memiki pikiran yang baik, maka orang tersebut juga mampu menganalisis atau merangkai bahasa yang kompleks dalam ujarannya, sehingga hal ini juga berdampak dalam tingkah laku sehari-harinya dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya atau kita kenal dengan budaya hidupnya.
Terkait dengan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pikiran, bahasa dan kebudayaan merupakan cerminan sistematis dalam hidup seseorang dalam berinteraksi dengan segala sesuatu yang di sekitarnya.


a.       Bahasa Memengaruhi Pikiran
Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pikirannya terhadap realitas. Pikiran manusia dapat terkondisiikan oleh kata yang manusia gunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benjamin Whorf dan gurunya, Edward Sapir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam menjelaskan realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas.

b.      Pikiran Memengaruhi Bahasa
Ada kemungkinan struktur bahasa dipengaruhi oleh pikiran. Sekitar 2.500 tahun yang lalu Aristoteles berargumen bahwa kategori pikiran menentukan kategori bahasa. Banyak alasan yang memperkuat argumen tersebut, walaupun Aristoteles sendiri tidak bisa memperlihatkan alasan-alasan tersebut. Adapun alasan yang dapat dikemukakan antara lain, kemampuan manusia berpikir muncul lebih awal ditinjau dari aspek evolusi dan berlangsung belakangan dari aspek perkembangannya dibandingkan kemampuan menggunakan bahasa.
Tokoh psikologi kognitif yang tak asing bagi manusia, yaitu Jean Piaget menyatakan bahwa ada keterkaitan antara pikiran dan bahasa. Bahasa adalah representasi dari pikiran. Melalui observasi yang dilakukan oleh Piaget terhadap perkembangan aspek kognitif anak. Ia melihat bahwa perkembangan aspek kognitif anak akan memengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek tersebut semakin tinggi bahasa yang digunakannya. Sebelum anak-anak menggunakan bahasanya secara efektif, anak-anak memperlihatkan kemampuan kognitif yang cukup berarti dan beragam.
Menurut Pieget, ada dua pikiran, yaitu pikiran terarah (directed) atau intelligent dan pikiran tidak terarah atau autistik (autictic). Pikiran yang terarah adalah pikiran yang menghasilkan tindakan atau ujaran yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki landasan kuat, sedangkan pikiran tidak terarah umumnya pikiran yang sering menimbulkan kekeliruan atau dampak yang tidak terduga. Mungkin itu sebabnya terjadi tergelincir lidah.


c.       Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi
Hubungan timbal balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh Benyamin Vigotsky, seorang ahli semantik kebangsaan Rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharu teori. Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada tahap permulaan berkembang secara terpisah, dan tidak saling mempengaruhi. Jadi, mula-mula pikiran berkembang tanpa bahasa, dan bahasa mula-mula berkembang tanpa pikiran. Lalu pada tahap berikutnya, keduanya bertemu dan saling bekerja sama, serta saling mempengaruhi. Penggabungan Vigotsky terhadap kedua pendapat di atas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar